Rabu, 27 Juni 2012

YUI - Blue Wind

Naze? Anata wa sonna
Fuu ni katarun darou?
Damatteru konna atashi ni…
Kibou datte kitto
Anata yori tsuyoku motteru
Kotoba ni wa dekinai
Nagusame ni kite iru tsumori na no ka na?
… Arigato
YOU anata ga itta
JOOKU hitotsu mo warae nakatta
YOU demo yasashi katta
Anata no koto ga wakatta
Hatsumeika wa erai hito dato oshierareta
Doryoku suru mono wo umidasu
Demo sore ni muraga tte yuku hito-tachi koso
Kashikokute nagaiki da
Kuyashikute nai tari suru nomo chigau
… Kaze no na ka
YOU anata ga itta
Kami-sama wa kitto miteru yotte
YOU hajimete waraeta
Motto ki no kiita koto itte yo
Hajimete tsukutta uta
Tokidoki hitori kuchizusamu
Wasure sou ni nattara
Ano hi no atashi wo sagasu no
Datte tadoritsukitai basho wa
… Kawara nai
YOU anata ga itta
Kami-sama no hanashi mo ima wa
YOU shinjite miru yo
Utau koto shika dekinai mou daijoubu yo
Atashirashiku ikite iyou

Lagu Jepang, First Love - Utada HIkaru

Sai gou no kisu wa
tabako no fla vor ga shita
niga kute setsunai kaori

Ashita no imagoro ni wa
Anata wa doko ni iru n darou
Dare wo omotteru n darou

You are always gonna be my love
Itsuka dareka to mata koi ni ochitemo
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashi uta utaeru made

Tachidomaru jikan ga
Ugokidasou to shiteru
Wasuretakunai koto bakari

Ashita no imagoro ni wa
Watashi wa kitto naiteru
Anata wo omotteru n darou

You will always be inside my heart
Itsumo anata dake no basho ga aru kara
I hope that I have a place in your heart too
Now and forever you are still the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashii uta utaeru made

You are always gonna be my love
Itsuka dareka to mata koi ni ochitemo
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
Mada kanashii love song
Now and forever

Selasa, 21 Februari 2012

bohong

Tiga partikel terakhir (bohong!)

Kita telah membahas konstruksi-konstruksi ampuh yang memungkinkan kita menyatakan hampir semua yang kita inginkan. Kita akan melihat bagaimana partikel 「の」 memberikan kita kemampuan tambahan dengan memungkinkan kita menyatakan nomina abstrak generik. Kita juga akan belajar cara memodifikasi nomina langsung dengan nomina. Tiga partikel baru yang akan kita pelajari bisa mengelompokkan nomina dengan cara yang berbeda. Ini pelajaran terakhir yang akan secara khusus membahas partikel, tapi ini tidak berarti bahwa tidak ada partikel tambahan lagi. Kita akan belajar lebih banyak partikel di tengah jalan tapi mereka tidak akan disebut secara eksplisit sebagai partikel. Selama kamu tahu apa artinya dan cara menggunakannya, tidak terlalu penting apakah kamu tahu meraka partikel atau bukan.

Partikel inklusif 「と」

Partikel 「と」 mirip dengan 「も」 karena sama-sama mengandung arti inklusif. 「と」 menggabungkan dua atau lebih nomina dengan arti "dan". (1) スプーンフォーク食べた。- Makan ikan dengan sendok dan garpu.
(2) 雑誌葉書買った。- Membeli buku, majalah, dan kartu pos.
Kegunaan lain 「と」 yang mirip adalah untuk menyatakan aksi yang dilakukan bersama orang lain.
(1) 友達話した。- Berbicara dengan teman.
(2) 先生会った。 - Bertemu dengan guru.

Partikel pendaftar samar 「や」 dan 「とか」

Partikel 「や」, persis seperti partikel 「と」, digunakan untuk mendaftar nomina. Hanya saja sifatnya lebih samar dari 「と」. Makna yang terkandung adalah mungkin ada hal-hal tambahan yang tidak ikut didaftar, dan mungkin saja tidak semua benda yang didaftar sesuai. Di bahasa Indonesia, kamu bisa menganggapnya mirip daftar yang menggunakan "dst.". (1) 飲み物カップナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) シャツ買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
「とか」 juga artinya sama dengan 「や」 tapi lebih untuk bahasa percakapan.
(1) 飲み物とかカップとかナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) とかシャツ買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...

Partikel 「の」

Partikel 「の」 adalah partikel yang ampuh karena memiliki banyak guna. Partikel tersebut dikenalkan di sini karena seperti partikel 「と」 dan 「や」, dia bisa digunakan untuk menghubungkan nomina. Kita lihat beberapa contohnya. (1) ジャヤ。- Buku yang bersifat Jaya.
(2) ジャヤ。- Jaya yang bersifat buku.
Contoh pertama maksudnya adalah "buku milik Jaya". Kamu akan sangat sering menjumpai 「の」 yang memiliki arti kepemilikan seperti ini. Contoh lain yang artinya sama adalah 「先生」 yaitu 'guru milik saya' (guru saya).
Contoh kedua kemungkinan besar kalimat salah, tapi bisa saja kita bayangkan suatu dunia fantasi di mana benda-benda seperti buku, kursi, dan cangkir hidup sehingga bisa bergerak dan tertawa seperti kita. Kalau ada buku yang bernama Jaya, maka contoh kedua menggambarkannya dengan tepat: "Jaya yang merupakan buku". Contoh lain yang artinya sama adalah 「の ギタ」 yang artinya "Gita yang merupakan sang ibu" (untuk kontras dengan "Rina yang merupakan anaknya" dan "Toni, bapaknya" misalnya).
Intinya, partikel 「の」 memungkinkan nomina bertindak layaknya adjektiva, memodifikasi nomina lainnya. Itulah alasan digunakannya 'yang bersifat' pada terjemahan literalnya. Bisa dilihat dari contoh (2) bahwa 「の」 tidak harus selalu berarti kepemilikan seperti pada (1). Inilah contoh lainnya.
(1) ジャヤは、インドネシア大学学生だ。- Jaya adalah murid universitas Indonesia.
Di sini maksudnya tentu saja adalah suatu universitas yang berada di Indonesia (bukan UI!). Perhatikan urutan modifikasinya, yaitu Jaya adalah murid dari universitas yang bersifat Indonesia. Kebalikannya yaitu 「学生大学インドネシア」 berarti "Indonesia yang bersifat universitas murid" dan tidak masuk akal.
Nomina yang dimodifikasi bisa dihilangkan jika dari konteks sudah jelas apa yang dihilangkan. Contoh berikut menunjukkan bagaimana kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
(1) そのシャツシャツ?- Baju itu baju milik siapa?
(2) ジャヤのシャツだ。- Baju milik Jaya.
bisa menjadi:
(1) そのシャツ?- Baju itu milik siapa?
(2) ジャヤだ。- Milik Jaya.
(「その」 adalah singkatan 「それ+の」 jadi dia langsung memodifikasi nomina karena memiliki partikel 「の」 intrinsik. Kata sejenis misalnya 「この」 dari 「これの」 dan 「あの」 dari 「あれの」.)
Penggunaan 「の」 seperti ini pada intinya menggantikan nominanya dan bahkan partikel 「の」 berperan menjadi nominanya. Kita pada dasarnya bisa memperlakukan adjektiva dan verba seperti nomina dengan menambahkan partikel 「の」. Partikelnya akan menjadi nomina generik, dan kita bisa memperlakukannya layaknya nomina biasa.
(1) 白いは、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業行く忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
Perhatikan bahwa di bahasa Indonesia kita bisa dengan sederhana mengatakan "lupa pergi" karena entah bagaimana di bahasa Indonesia verba juga bisa langsung menempati posisi-posisi nomina. Namun di bahasa Jepang, verba harus diubah menjadi nomina sebelum hal itu bisa dilakukan. Makannya, "pergi" harus diubah dulu menjadi "hal pergi" di contoh (2).
Dengan 「の」, sekarang kita bisa menggunakan partikel objek langsung, topik, dan pengidentifikasi dengan verba dan adjektiva. Kita tidak harus menggunakan partikel 「の」 di sini. Kita bisa menggunakan nomina 「」, yang merupakan benda generik, atau 「こと」 untuk kejadian generik. Contohnya, kita juga bisa mengatakan:
(1) 白いは、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業行くこと忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
Namun, partikel 「の」 sangatlah berguna karena kamu tidak perlu menyatakan nomina apapun. Di contoh berikutnya, partikel 「の」 tidak menggantikan nomina apapun, namun hanya memungkinkan kita memodifikasi klausa verba dan adjektiva layaknya klausa nomina. Klausa subordinatnya ditandai.
(1) 毎日勉強するのは大変。 - Hal belajar setiap hari bersifat berat.
(2) 毎日同じ食べるのは、面白くない。- Hal makan benda sama setiap hari tidak menarik.
Kamu mungkin sadar bahwa kata 「同じ」 langsung memodifikasi 「」 walaupun dia jelas bukan adjektiva-i. Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Satu kemungkinan adalah bahwa dia sebetulnya adalah adverbia, yang akan kita lihat nanti tidak butuh partikel.
Tentunya, bahkan saat menggunakan 「の」 untuk menggantikan nomina, kamu tetap perlu 「な」 untuk memodifikasi nominanya saat adjektiva-na digunakan.
(1) 静か部屋が、リナの部屋だ。- Kamar yang hening adalah kamar milik Rina.
menjadi:
(1) 静かのが、リナの部屋だ。- Yang hening adalah kamar milik Rina.

Partikel 「の」 dalam memberi penjelasan

Partikel 「の」 yang ditempelkan di akhir kalimat juga bisa memberi nuansa penjelasan ke kalimatmu. Misalnya, kalau seseorang bertanya apakah kamu punya waktu, kamu bisa menggunakan 「の」 di akhir jawabanmu karena kamu memberi penjelasan ke orang tersebut. Arti yang dikandung sepertinya agak susah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Ini contohnya:
(1) 忙しい。- (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan) Ini terdengar sangat halus dan feminim. Laki-laki dewasa hampir selalu akan menambahkan deklaratif 「だ」 kecuali kalau mereka ingin sengaja terdengar imut.
(2) 忙しいのだ。- (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan)
Tapi karena deklaratif 「だ」 tidak bisa digunakan di pertanyaan, 「の」 yang sama di pertanyaan tidak membawa nada feminim dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.
(3) 忙しい?- Apa sekarang (kamu) sibuk? (nuansa meminta penjelasan, untuk penanya laki-laki maupun perempuan)
Dalam menyatakan keadaan benda, saat 「の」 digunakan untuk nada penjelasan ini, kita perlu menambah 「な」 untuk membedakannya dengan partikel 「の」 yang bisa berarti kepemilikan.
(1) リザのだ。- Adalah milik Riza.
(2) リザのだ。- Adalah Riza. (dengan nuansa memberi penjelasan).
Selain kasus ini, yang lainnya tetap sama seperti sebelumnya.
Pada kenyataannya, walaupun nuansa memberi penjelasan ini digunakan setiap saat, 「のだ」 umumnya digantikan oleh 「んだ」. Mungkin ini karena 「んだ」 lebih mudah diucapkan daripada 「のだ」. Tata bahasa ini bisa terlihat memiliki banyak arti karena dia tidak hanya bisa digunakan dengan berbagai bentuk adjektiva, nomina, dan verba, tapi dia sendiri juga bisa dikonjugasikan seperti keadaan benda. Tabel konjugasinya akan menunjukkan kamu apa maksudnya.
Sebetulnya tidak ada yang baru di sini. Tabel pertama hanya menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang terkonjugasi. Tabel kedua menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang tidak terkonjugasi lalu mengkonjugasikan bagian 「だ」 dari 「んだ」 seperti pada pernyataan keadaan benda untuk nomina dan adjektiva-na. Jangan lupa untuk selalu menambahkan 「な」 pada nomina dan adjektiva-na.

「んだ」 ditempelkan ke berbagai konjugasi
(Kamu bisa mensubstitusi 「の」 atau 「のだ」 untuk 「んだ」)

Nomina/Adj-naVerba/Adj-i
Dasar学生なんだ飲むんだ
Negatif学生じゃないんだ飲まないんだ
Lampau学生だったんだ飲んだんだ
Negatif lampau学生じゃなかったんだ飲まなかったんだ

「んだ」-nya sendiri dikonjugasi
(Kamu bisa mensubsitusi 「の」 untuk 「ん」 dan 「の」 atau 「のだ」 untuk 「んだ」)

Nomina/Adj-naVerba/Adj-i
Dasar学生なんだ飲むんだ
Negatif学生なんじゃない飲むんじゃない
Lampau学生なんだった飲むんだった
Negatif lampau学生なんじゃなかった飲むんじゃなかった
Sepertinya bentuk lampau dan negatif lampau untuk nomina/adjektiva-na di tabel kedua hampir tidak pernah digunakan (terutama dengan 「の」) tapi saya sertakan untuk kelengkapan.
Beda utama antara menggunakan 「の」 dengan tidak menggunakan apa-apa adalah bahwa kamu mengatakan ke pendengarnya, "Dengar, ini alasannya", tidak hanya sekedar memberi informasi baru. Sebagai contoh, jika ada yang bertanya "Apa kamu sekarang sibuk?" kamu bisa dengan sederhana menjawab 「忙しい」. Tapi jika ada yang bertanya "Kenapa kamu tidak bisa bicara denganku?", karena jelas bahwa kamu perlu memberi penjelasan, kamu akan menjawab 「忙しいの」 atau 「忙しいん だ」. Tata bahasa ini penting untuk meminta penjelasan pada pertanyaan. Misalnya, kalau kamu ingin bertanya "Eh, bukannya (sudah) telat?" kamu tidak bisa hanya bertanya 「遅くない?」 karena itu artinya "Tidak telat?" dan hanya meminta jawaban "ya" atau "tidak". Kalau kamu butuh suatu penjelasan, kamu perlu bertanya dalam bentuk 「遅いんじゃない?」.
Mari kita lihat contoh-contoh situasi yang menggunakan tata bahasa ini. Karena 「の」 seringkali susah diterjemahkan, maka nuansa yang dikandungnya hanya akan dituliskan dalam tanda kurung.

Contoh 1

リナ: どこ行く?- Mau pergi ke mana? (meminta penjelasan)
ジャヤ: 授業行くんだ。- Masuk ke kelas. (nada menjelaskan)

Contoh 2

リナ: 授業あるんじゃない?- Bukannya sekarang ada kelas? (menyangka ada kelas)
ジャヤ: は、ないんだ。- Sekarang tidak ada. (nada menjelaskan)

Contoh 3

リナ: 授業ないんじゃない?- Bukannya sekarang tidak ada kelas? (menyangka tidak ada kelas)
ジャヤ: ううんある。- Tidak, (sekarang) ada.

Contoh 4

リナ: その買うんじゃなかったの?- Bukannya orang itu tadi akan membeli? (menyangkan orangnya akan membeli)
ジャヤ: ううん先生買うんだ。- Tidak, guru adalah yang akan membeli. (nada menjelaskan)

Contoh 5

リナ: 朝ご飯食べるんじゃなかった。 - Seharusnya tadi tidak sarapan. (menjelaskan bahwa sarapannya seharusnya tidak dimakan)
ジャヤ: どうして? - Kenapa? Jangan khawatir kalau kamu sekarang benar-benar bingung, kita akan bertemu lebih banyak contoh lagi nanti yang akan meningkatkan pemahamanmu. Setelah kamu bisa merasa-rasa bagaimana segala sesuatunya bekerja, lebih baik melupakan terjemahan Indonesianya karena negatif dobel dan tripelnya bisa menjadi cukup membingungkan seperti pada contoh 3. Tapi di bahasa Jepang itu adalah ekspresi yang sangat normal, dan kamu akan sadar hal tersebut saat kamu menjadi semakin akrab dengan bahasa Jepang.

Memperlakukan verba dan pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva

Memperlakukan verba dan pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva

Apakah kamu sadar bahwa berbagai konjugasi verba dan pernyataan keadaan benda mirip dengan adjektiva-i? Ini karena, dilihat dari sudut pandang tertentu, mereka memang adjektiva. Misalnya perhatikan kalimat "Orang yang tidak makan itu pergi ke bank". Di sini "tidak makan" mendeskripsikan si "orang", dan di bahasa Jepang kamu bisa memodifikasi nomina "orang" langsung dengan klausa "tidak makan" sebagaimana adjektiva biasa. Kalau kamu sudah paham metode yang sangat sederhana ini, kamu bisa memodifikasi nomina dengan frasa verba apapun!

Menggunakan subklausa pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva

Konjugasi nomina negatif, lampau, dan negatif lampau bisa digunakan seperti adjektiva untuk langsung memodifikasi nomina. Tapi, kita tidak bisa melakukan ini untuk pernyataan keadaan positif taklampau yang menggunakan 「だ」. (Saya telah menyebutkan sebelumnya bahwa 「だ」 cukup merepotkan) Bahasa Jepang punya partikel untuk kasus perkecualian ini, yang akan kita bahas di bab berikutnya.
Kamu tidak bisa menggunakan 「だ」 untuk langsung memodifikasi nomina dengan nomina lain,
tapi kamu bisa melakukannya dengan 「だった」、「じゃない」、dan 「じゃなかった」.
Tapi kamu bisa merangkai nomina secara berjejeran jika mereka tidak dimaksudkan untuk memodifikasi satu sama lain. Contohnya, pada frasa seperti "Pusat Pendidikan Internasional", kamu bisa melihat bahwa itu hanyalah serangkaian nomina yang tidak melakukan modifikasi tata bahasa apapun. Yang tertulis bukanlah "Pusat Pendidikan yang Internasional" atau "Pusat untuk Pendidikan Internasional", tapi hanya "Pusat Pendidikan Internasional". Di bahasa Jepang, hal ini juga bisa dinyatakan dengan sederhana sebagai 「国際教育センタ」 (atau 「センター」). Kamu akan banyak menemukan rantai nomina seperti ini. Kadang-kadang, kombinasi tertentu sangatlah umum sehingga bisa dianggap sebagai suatu kata sendiri dan bahkan didaftar sebagai suatu kata pada kamus-kamus tertentu. Beberapa contohnya adalah 「登場人物」、「立入禁止」、dan 「世界大戦」. Kalau kamu kesulitan melakukan pembagian katanya, kamu bisa masukkan teksnya ke fasilitas penerjemah kata pada kalimat WWWJDIC dan situs tersebut akan memberikan jawabannya (umumnya).

Contoh

Inilah contoh beberapa modifikasi nomina langsung dengan klausa nomina terkonjugasi. Klausa nominanya diwarnai berbeda. (1) 学生じゃないは、学校行かない
- Orang yang bukan murid tidak pergi ke sekolah.
(2) 子供だったリナが立派大人なった
- Rina yang dulu anak kecil menjadi orang dewasa yang elegan.
(3) 友達じゃなかったリナは、いい友達なった
- Rina yang dulu bukan teman menjadi teman baik.
(4) 先週医者だったジャヤは、仕事辞めた
- Jaya yang minggu lalu adalah dokter keluar dari pekerjaannya.

Menggunakan klausa verba subordinat sebagai adjektiva

Klausa verba juga bisa digunakan seperti adjektiva untuk memodifikasi nomina. Contoh-contoh berikut akan menunjukkan bagaimana hal tersebut memberikan kita kemampuan untuk membuat kalimat yang cukup kompleks dan rinci. Verba klausanya diwarnai berbeda.

Contoh

(1) 先週映画見た
- Siapa orang yang menonton film minggu lalu?
(2) アンドレは、いつも勉強するだ。
- Andre adalah orang yang selalu belajar.
(3) 赤いズボン買う友達はジャヤだ。
- Teman yang membeli celana panjang merah adalah Jaya.
(4) 晩ご飯食べなかったは、映画見た銀行行った
- Orang yang tidak makan malam pergi ke bank yang dia lihat di film.

Urutan kata pada kalimat bahasa Jepang

Karena kita telah belajar konsep klausa subordinat dan fungsinya sebagai batu bata untuk membangun kalimat, sekarang saya bisa membahas tentang urutan kata pada kalimat bahasa Jepang. Ada mitos tentang urutan ini yang tersebar dan menjangkiti banyak pemula. Kita akan melihat masalah ini. Struktur kalimat paling sederhana di bahasa Indonesia bisa dituliskan sebagai berikut: [Subjek] [Verba] [Objek]. Suatu kalimat menjadi kacau jika urutan itu dibolak-balik. Misalnya, artinya bisa berubah dari "Kamu makan ikan" menjadi "Kamu ikan makan" (Kamu adalah ikan yang makan?). Bahasa Inggris juga kebetulan strukturnya adalah [Subjek] [Verba] [Objek].
Di lain sisi, para pelajar bahasa Jepang akan dengan bangga dan PD menyatakan bahwa bahasa Jepang urutannya terbalik! Bahkan beberapa guru bahasa Jepang juga akan mengajarkan bahwa urutan dasar kalimat bahasa Jepang adalah [Subjek] [Objek] [Verba]. Ini adalah contoh klasik memaksakan bahasa Jepang ke dalam kerangka berpikir bahasa-bahasa barat. Tentu saja, kita semua tahu (iya kan?) bahwa urutan sebenarnya dari kalimat bahasa Jepang fundamental adalah: [Verba]. Apapun yang muncul sebelum verbanya tidak harus muncul dengan urutan tertentu dan sebetulnya hanya dengan verba suatu kalimat sudah benar dan lengkap. Yang perlu diingat hanyalah bahwa verba harus selalu muncul di akhir. Kalau tidak, buat apa kita punya partikel? Alasan satu-satunya partikel dipakai adalah agar peran suatu kata bisa diketahui di manapun letaknya pada kalimat. Tidak ada aturan yang melarang kita membuat kalimat [Objek] [Subjek] [Verba] atau bahkan hanya [Objek] [Verba]. Semua kalimat di bawah ini benar dan lengkap karena ada verba di akhir kalimatnya.

Kalimat-kalimat yang secara tata bahasa sudah lengkap dan urutannya benar

(1) 公園お弁当食べた
(2) 公園お弁当食べた
(3) お弁当公園食べた
(4) 弁当食べた
(5) 食べた。 Jadi kamu tidak perlu sampai keluar keringat dingin memikirkan apakah kalimatmu sudah benar urutannya. Ingat saja aturan berikut:
Urutan pada kalimat bahasa Jepang
  1. Kalimat yang lengkap membutuhkan verba utama di akhir. Ini juga termasuk pernyataan keadaan benda yang tersirat.
    例) 食べた
    例) 学生(だ)
  2. Kalimat lengkap (klausa subordinat) bisa digunakan untuk memodifikasi nomina. (Kecuali satu kasus yaitu 「だ」, lihat pembahasan di atas)
    例) お弁当食べた学生公園行った

Verba transitif dan intransitif

Di bahasa Jepang, kadang-kadang ada pasangan verba yang intinya sama yaitu verba transitif dan intransitif. Bedanya adalah verba transitif melibatkan aksi oleh pelaku aktif sedangkan pada verba intransitif aksi terjadi tanpa pelaku langsung. Di bahasa Indonesia bisa digunakan imbuhan untuk membedakannya, misalnya "saya menjatuhkan bolanya" (pelakunya "saya") vs. "bolanya jatuh" (tanpa pelaku). Di bahasa Jepang ini menjadi 「ボールとした」 vs. 「ボールちた」. Contohnya lainnya adalah "memasukkan ke kotak" (入れる) vs. "masuk ke kotak" (入る). Bisa juga di bahasa Indonesia digunakan kata yang berbeda untuk pasangan tersebut, misalnya "menghapus" (消す) vs. "menghilang" (消える). Yang paling susah adalah jika di bahasa Indonesia digunakan kata yang sama, misalnya pada "saya membuka pintu" vs. "pintunya membuka". Menggunakan cara berpikir di bahasa Jepang, verba transitif dan intransitif sebetulnya menggambarkan aksi yang sama. Mengetahui istilahnya tidaklah penting, tapi kamu harus tahu mana yang mana agar bisa memilih verba dan partikel yang benar. Karena arti dasar dan kanjinya sama, kamu bisa belajar dua verba dengan harga satu kanji! Mari kita lihat contoh beberapa verba transitif dan intransitif.

Verba transitif dan intransitif
TransitifIntransitif
落とすmenjatuhkan落ちるjatuh
出すmengeluarkan出るkeluar
入れるmemasukkan入るmasuk
開けるmembuka開くmembuka
(menjadi terbuka)
閉めるmenutup閉まるmenutup
(menjadi tertutup)
付けるmenempelkan付くmenempel
消すmenghapus消えるmenghilang
抜くmencopot抜けるcopot

Perhatikan partikelnya!

Pelajaran paling penting di sini adalah mengenai partikel yang benar untuk verba yang bersangkutan. Tentunya prasyarat utamanya adalah tahu apakah verba yang bersangkutan transitif atau intransitif. Pada kamus WWWJDIC, verba transitif ditandai dengan "vt" dan verba intransitif ditandai "vi". Namun penandaan pada WWWJDIC masih dalam pengerjaan sehingga mungkin belum komprehensif. Jadi saya menyarankan untuk melihat contoh kalimat dari WWWJDIC atau Yahoo!辞書. Contohnya, dengan melihat contoh kalimat 「付ける」 dari WWWJDIC dan Yahoo!辞書, kamu bisa tahu bahwa itu verba transitif karena ada partikel 「を」.

Contoh

(1) 電気付けた。- Sayalah yang menyalakan lampu.
(2) 電気付いた。- Lampunya menyala.
(3) 電気消す。- Mematikan lampu.
(4) 電気消える。- Lampu mati.
(5) 開けた?- Siapa yang membuka jendela?
(6) どうして開いた?- Kenapa jendelanya membuka?
Hal yang penting untuk diingat adalah verba intransitif tidak bisa memiliki objek langsung karena tidak ada pelaku langsungnya. Contoh-contoh berikut secara tata bahasa salah.

(誤) 電気付いた。- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」)
(誤) 電気消える。- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」)
(誤) どうして開いた?- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」) Satu-satunya kasus di mana partikel 「を」 bisa digunakan dengan verba intransitif adalah saat suatu lokasi menjadi objek langsung verba gerakan sebagaimana disinggung di bab sebelumnya.
(1) 部屋出た。- Keluar kamar.

partikel

Partikel untuk verba

Di bab ini, kita akan belajar beberapa partikel baru yang penting untuk penggunaan verba. Kita akan belajar cara menentukan objek langsung dari verba dan lokasi tempat verbanya terjadi.

Partikel objek langsung 「を」

Partikel pertama yang akan kita pelajari adalah partikel objek karena merupakan yang paling mudah dimengerti. Huruf 「を」 ditempelkan ke akhir suatu kata untuk menandakan bahwa kata tersebut merupakan objek langsung verbanya. Huruf ini bisa dibilang tidak pernah digunakan untuk keperluan lain. Oleh karenanya, padanan katakananya 「ヲ」 hampir tidak pernah ditemui karena partikel selalu ditulis dengan hiragana. Huruf 「を」, walaupun seharusnya berbunyi "wo", pada umumnya diucapkan sebagai "o" di pembicaraan nyata. Inilah beberapa contoh penggunaan partikel objek langsung.

Contoh

(1) 食べる
- Makan ikan.
(2) ジュース飲んだ
- Tadi minum jus. Tidak seperti konsep objek langsung di bahasa Indonesia, tempat juga bisa menjadi objek langsung verba gerakan seperti 「歩く」 dan 「走る」. Ini artinya kita bergerak melalui atau melintasi tempat tersebut. Bayangkan saja 「を」 menandakan objek injak-injakan kaki kita saat bergerak.
(3) ぶらぶら歩く
- Berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: Berjalan kota tanpa tujuan)
(4) 高速道路走る
- Berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya)
Kalau kamu menggunakan 「する」 dengan nomina, partikel 「を」 bisa dihilangkan dan kamu bisa menganggap seluruh [nomina+する] sebagai satu verba.
(5) 毎日日本語勉強する
- Belajar bahasa Jepang setiap hari.
(6) メールアドレス登録した
- Telah mendaftarkan alamat email.

Partikel target 「に」

Partikel 「に」 menyatakan target dari verba. Ini berbeda dengan 「を」, di mana verbanya melakukan sesuatu terhadap objek langsung. Dengan 「に」, verbanya melakukan sesuatu menuju kata yang ditandai 「に」. Contohnya, tempat tujuan verba gerakan ditandai dengan 「に」.

Contoh

(1) ジャヤは日本行った
- Jaya pergi ke Jepang. (lampau)
(2) 帰らない
- Tidak pulang ke rumah.
(3) 部屋くる
- Datang ke kamar.
Bisa dilihat di contoh (3) bahwa partikel target selalu berarti tujuan ("ke") dan bukan asal ("dari"). Kalau kamu ingin mengatakan misalnya "datang dari", maka kamu perlu menggunakan 「から」 yang artinya "dari". Dengan 「に」, artinya adalah "datang ke". 「から」 sering berpasangan dengan 「まで」 yang artinya "sampai".
(4) イチャは、インドネシアからきた
- Icha datang dari Indonesia. (lampau)
(5) 宿題今日から明日までする
- Akan mengerjakan PR dari hari ini sampai besok.
Konsep target di bahasa Jepang sangatlah umum dan tidak terbatas pada verba gerakan. Contohnya, lokasi benda pada bahasa Jepang adalah target bagi verba keberadaan (ある dan いる). Waktu juga merupakan target umum. Ini adalah beberapa contoh verba nongerakan dan targetnya.
(6) 部屋いる
- Kucing ada di kamar.
(7) 椅子台所あった
- Waktu itu kursi ada di dapur.
(8) いい友達会った
- Kemarin bertemu teman baik.
(9) リナは医者なる
- Rina akan menjadi dokter.
(10) 先週図書館行った
- Pergi ke perpustakaan minggu lalu.
Catatan: Jangan lupa untuk menggunakan 「ある」 untuk tanaman dan benda mati seperti kursi dan 「いる」 untuk benda hidup bergerak seperti kucing.
Walaupun partikel 「に」 tidak selalu dibutuhkan untuk menyatakan waktu, ada sedikit perbedaan arti antara kalimat yang menggunakannya dan yang tidak menggunakan apa-apa sama sekali. Di contoh berikut, partikel target membuat tanggalnya menjadi target khusus sehingga menekankan bahwa temannya akan pergi ke Jepang pada waktu tersebut. Tanpa partikelnya, tidak ada penekanan khusus.
(11) 友達は、来年日本行く
- Tahun depan, teman akan pergi ke Jepang.
(12) 友達は、来年日本行く
- Teman akan pergi ke Jepang tahun depan.

Partikel arah 「へ」

Walaupun 「へ」 umumnya diucapkan "he", saat digunakan sebagai partikel dia selalu diucapkan "e". Beda utama antara partikel 「に」 dan 「へ」 adalah bahwa 「に」 memandang targetnya sebagai tujuan akhir (baik kongkrit maupun abstrak). Di lain pihak, 「へ」 lebih menyatakan bahwa kita bergerak ke arah tertentu, tapi tidak menjamin bahwa itu adalah tujuan akhirnya. Karenanya, 「へ」 hanya digunakan untuk verba gerakan. Dengan kata lain, partikel 「に」 menyatakan targetnya dengan pasti sedangkan 「へ」 lebih samar-samar tentang tujuan akhirnya. Sebagai contoh, kalau kita mengganti 「に」 dengan 「へ」 pada tiga contoh yang tadi telah muncul, nuansanya sedikit berubah.

Contoh

(1) ジャヤは日本行った
- Jaya pergi ke arah Jepang. (lampau)
(2) 帰らない
- Tidak pulang ke arah rumah.
(3) 部屋くる
- Datang ke arah kamar.
Untuk memperjelas, misalnya kita mengatakan "Orang itu lari ke arah utara". Kita bisa mengatakan hal tersebut tanpa perlu tahu tujuan sebenarnya si orang itu. Bisa saja, setelah berlari beberapa ratus meter orang tersebut ternyata belok ke timur karena memang tempat yang ditujunya ada di situ. Inilah esensi 「へ」 yang lebih menyatakan arah gerakan namun tidak menjamin apapun mengenai tujuan akhirnya.
Kita tidak bisa menggunakan partikel 「へ」 untuk verba yang tidak memiliki arah fisik. Contoh berikut salah:
(誤) 医者なる
- (Versi salah dari 「医者なる」.)
Ini tidak berarti 「へ」 tidak bisa digunakan untuk konsep abstrak. Bahkan, karena arti arah yang samar dari partikel ini, 「へ」 juga bisa digunakan untuk membicarakan sasaran masa mendatang dan harapan.
(4) 勝ち向かう
- Menuju kemenangan.

Partikel konteks 「で」

Partikel 「で」 memungkinkan kita menyatakan konteks pelaksanaan verbanya. Misalnya, jika seseorang makan ikan, di mana dia makan? Lalu, jika seseorang pergi ke sekolah, dengan kendaraan apa dia pergi? Dengan alat apa kamu makan? Semua pertanyaan tadi bisa dijawab dengan partikel 「で」. Ini beberapa contohnya.

Contoh

(1) 映画館見た
- Melihat di bioskop.
(2) バス帰る
- Pulang dengan bis.
(3) レストラン昼ご飯食べた
- Tadi makan siang di restoran.
Pada dasarnya, 「で」 berarti "dengan cara". Namun untuk tempat, kata bahasa Indonesia yang lebih cocok adalah "di".

Menggunakan 「で」 dengan 「

Di bahasa Jepang, "apa" () cukup menyebalkan karena walaupun pada umumnya dibaca 「なに」, kadang-kadang dia dibaca 「なん」 tergantung pada penggunaannya. Karena selalu ditulis menggunakan kanji, kamu tidak bisa tahu dari penulisannya. Untuk awal, saya menyarankan kamu membacanya 「なに」 sampai ada yang mengoreksi kamu bahwa untuk kasus tersebut bacaannya adalah 「なん」. Jika ditempel partikel 「で」, cara membacanya adalah 「なに」. (Gunakan kursor mouse kamu untuk mencek bacaannya di sini.)
(4) きた
- Tadi datang dengan cara apa?
(5) バスきた
- Tadi datang dengan bis.
Inilah bagian yang membingungkan. Bahasa Jepang "kenapa" adalah 「どうして」 atau versi lainnya yang terdengar lebih kuat 「なぜ」. Namun yang paling sering dipakai adalah versi percakapannya yaitu 「なんで」 yang ditulis 「何で」! Ini adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan partikel 「で」.
(1) 何できた
- Kenapa kamu datang?
(2) だから。
- Karena sedang ada waktu luang.
「から」 yang muncul di sini artinya "karena", beda dengan 「から」 yang kita pelajari sebelumnya. Pembahasan sepenuhnya ada di bab kalimat gabungan. Inti dari contoh tersebut adalah bahwa dua kalimat yang ditulis persis sama bisa dibaca berbeda dan artinya juga berbeda. Jangan khawatir, masalahnya tidak sebesar kelihatannya sebab di sebagian besar kasus, cara membaca yang kedua (「なんで」) adalah yang lebih umum. Dan kalaupun yang diinginkan adalah 「なにで」, konteks pembicaraannya akan membuatnya jelas. Bahkan dalam contoh pendek ini pun kamu sudah bisa tahu mana cara membaca yang benar dengan melihat jawaban pertanyaannya.

Saat tempat menjadi topik

Ada kasus-kasus saat lokasi suatu aksi juga merupakan topik kalimat. Kamu bisa menempelkan partikel topik (「は」 dan 「も」) ke tiga partikel yang berhubungan dengan lokasi (「に」、「へ」、「で」) saat lokasinya adalah topik. Di contoh berikut kita bisa melihat bagaimana lokasi juga bisa menjadi topik.

Contoh 1

ジャヤ: 学校行った
- (Apakah kamu kemarin) pergi ke sekolah?
ギタ: 行かなかった
- Tidak pergi.
ジャヤ: 図書館には
- Kalau ke perpustakaan?
ギタ: 図書館にも行かなかった
- Ke perpustakaan juga tidak pergi.
Di contoh ini, Jaya mengangkat topik baru (perpustakaan) sehingga lokasinya juga menjadi topik. Kalimatnya sebetulnya versi singkat dari 「図書館には行った?」.

Contoh 2

アンドレ: どこ食べる
- Makan di mana?
リナ: イタリアレストランではどう
- Bagaimakan kalau di restoran Italia?
Di sini Rina menyarankan restoran Italia. Kalimat seperti "Bagaimana kalau..." biasanya mengangkat topik baru karena orangnya menyarankan sesuatu yang baru. Dalam kasus ini, lokasinya (restoran) menjadi saran sehingga dia menjadi topik.

Saat objek langsung menjadi topik

Partikel objek langsung berbeda dengan partikel yang berhubungan dengan tempat sebab kamu tidak bisa menggabungnya dengan partikel lain. Sebagai contoh, dengan membaca bagian sebelumnya kamu mungkin menebak bahwa kita juga bisa mengatakan 「をは」 untuk menyatakan objek langsung yang juga menjadi topik. Tapi caranya bukan seperti itu. Suatu topik juga bisa merupakan objek langsung tanpa menggunakan partikel 「を」. Menggunakan 「を」 malah akan membuat kalimatnya salah.

Contoh

(1) 日本語習う
- Belajar bahasa Jepang.
(2) 日本語習う
- Mengenai bahasa Jepang, (akan) belajar.
Jangan melakukan kesalahan berikut:
(誤) 日本語をは習う
- [Kalimat yang salah.]

bentuk Lampau

Merubah verba ke bentuk lampau

Pembahasan sifat-sifat dasar verba akan kita selesaikan dengan belajar cara menyatakan aksi dalam bentuk lampau dan negatif lampau. Saya perlu memberi tahu sebelumnya bahwa aturan konjugasi di bab ini adalah aturan paling rumit yang ada di bahasa Jepang. Di satu sisi, setelah menguasai aturan di sini segala aturan konjugasi lain akan terlihat sangat mudah. Namun di sisi lain, kamu mungkin perlu membuka-buka bab ini berkali-kali sampai menjadi akrab dengan aturannya. Kamu mungkin perlu latihan yang cukup banyak sebelum mahir menggunakan berbagai konjugasinya.

Bentuk lampau untuk verba-ru

Kita akan mulai dari verba-ru yang gampang. Untuk merubah verba-ru dari bentuk kamusnya ke bentuk lampaunya, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambahkan 「た」.
Untuk merubah verba-ru ke bentuk lampau
  • Buang 「る」 dari verba-ru yang bersangkutan lalu tambahkan 「た」
  • 捨て捨て

Contoh

(1) ご飯は、食べた
- Mengenai makanan, tadi makan.
(2) 映画は、全部見た
- Mengenai film, kemarin melihat semua.
Ingat bahwa di bahasa Indonesia verba tidak memiliki bentuk lampau. Untuk menyatakan kejadian di masa lalu secara jelas, bahasa Indonesia menggunakan keterangan waktu seperti "kemarin", "tadi pagi", "dulu", dan "waktu itu". Pada terjemahan contoh, kita akan secara bebas memilih keterangan waktunya. Kemungkinan lainnya adalah menuliskan keterangan "(lampau)" setelah kalimatnya kalau memang perlu dibuat jelas.

Bentuk lampau untuk verba-u

Merubah verba-u dari bentuk kamus ke bentuk lampaunya susah karena kita harus membagi lagi verba-u menjadi empat kategori. Keempat kategori tersebut bergantung pada huruf terakhir verbanya. Tabel berikut melukiskan kategori-kategorinya. Sebagai tambahan, ada satu perkecualian yaitu untuk 「行く」. Saya mengelompokkannya dengan verba perkecualian langganan yaitu 「する」 dan 「来る」 walaupun 「行く」 adalah verba-u biasa untuk seluruh konjugasi lainnya.
Konjugasi bentuk lampau untuk verba-u
AkhiranTaklampauperubahan...Lampau
す→したした


く→いた
ぐ→いだ
いた
いだ




む→んだ
ぶ→んだ
ぬ→んだ
んだ
んだ
んだ




る→った
う→った
つ→った
った
った
った
      
Perkecualian
TaklampauLampau
する
くる
行くった*
* Perkecualian hanya untuk konjugasi ini

Contoh

(1) 今日は、走った
- Mengenai hari ini, tadi berlari.
(2) 友達来た
- Teman adalah yang kemarin datang.
(3) 遊んだ
- Saya juga waktu itu bermain.
(4) 勉強は、した
- Mengenai belajar, tadi melakukan.

Bentuk negatif lampau untuk semua verba

Konjugasi bentuk negatif lampau memiliki aturan yang sama untuk semua verba. Kamu mungkin sudah sadar bahwa bentuk negatif dari segala sesuatu yang telah kita pelajari selalu berakhir dengan 「ない」. Aturan konjugasi untuk bentuk negatif lampau verba pada dasarnya sama seperti pada bentuk negatif lain yang juga diakhiri 「ない」. Jadi dari bentuk negatifnya, buang 「い」 dari akhiran 「ない」 lalu ganti dengan 「かった」.
Untuk merubah verba ke bentuk negatif lampau
  • Pertama ubah verbanya menjadi bentuk negatif lalu ganti 「い」 dengan 「かった」
  • 捨て捨てな捨てなかった
  • 行かな行かなかった

Contoh

(1) リナは食べなかった
- Mengenai Rina, tadi tidak makan.
(2) ジャヤがしなかった
- Jaya adalah yang kemarin tidak melakukan.
(3) アンドレも行かなかった
- Andre juga waktu itu tidak ikut.
(4) お金なかった
- Waktu itu tidak ada uang.
(5) 買わなかった
- Mengenai saya, waktu itu tidak membeli.
(6) いなかった
- Waktu itu tidak ada kucing. (lit: mengenai kucing, waktu itu tidak ada)

negative verbal

Menyangkal verba

Karena kita sudah bisa melakukan aksi dengan verba, sekarang kita ingin bisa mengatakan negatifnya. Dengan kata lain, kita ingin mengatakan bahwa "ini" dan "itu" tidak dilakukan. Di bahasa Indonesia, kita cukup menggunakan kata "tidak", misalnya dari "makan" menjadi "tidak makan". Pada bahasa Jepang, verba disangkal dengan mengkonjugasikannya ke bentuk negatif seperti pada adjektiva. Hanya saja, aturannya sedikit lebih rumit.

Mengkonjugasikan verba ke bentuk negatif

Sekarang kita akan menggunakan klasifikasi verba yang telah dipelajari untuk membuat aturan konjugasi. Tapi sebelumnya, kita perlu tahu satu perkecualian yang sangat penting dalam aturan konjugasi verba negatif yaitu 「ある」. 「ある」 adalah verba-u yang digunakan untuk menyatakan keberadaan benda-benda mati dan tumbuhan. Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa ada kursi di ruangan, kamu akan menggunakan verba 「ある」. Padanannya untuk benda hidup bergerak (misalnya orang dan binatang) adalah 「いる」 yang merupakan verba-ru biasa. Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa seseorang ada di dalam ruangan, kamu harus menggunakan verba 「いる」 dan bukan 「ある」. Kedua verba ini yaitu 「ある」 dan 「いる」 cukup beda dari verba lainnya karena mereka menyatakan keberadaan dan bukan aksi yang sebenarnya. Kamu juga harus repot memilih verba yang cocok untuk benda mati maupun hidup.
Alasan saya mengangkat topik tersebut adalah karena bentuk negatif dari 「ある」 adalah 「ない」 (artinya sesuatu tidak ada). Ingat, ini adalah perkecualian jadi jangan gunakan aturan konjugasi yang normal ke verba ini.
Bentuk negatif 「ある」 adalah 「ない」.
Berikutnya kita akan bahas aturan untuk verba lainnya. Untuk menyangkal verba-ru, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambah 「ない」. Untuk verba-u, mungkin akan membantu kalau kamu melihat romanisasi dari verba tersebut. Kamu tinggal membuang vokal "u" dan menambah "anai". Atau, alternatifnya yang lebih baik, kamu bisa melirik kembali tabel hiragana. Ambil hiragana terakhir dari katanya, yang pasti berada di baris "u" pada tabel, lalu naik ke atas dua kolom untuk menggantinya dengan huruf di baris "a". Contohnya 「く」 akan menjadi 「か」.
Perkecualian penting untuk aturan ini adalah verba yang diakhiri 「う」. Kamu harus menggantinya dengan 「わ」, bukan 「あ」. Kamu juga harus menghafal konjugasi untuk dua verba perkecualian dan 「ある」 seperti yang sudah kita bahas tadi. Tabel berikut merangkum konjugasinya:
Cara menkonjugasikan verba ke bentuk negatifnya
  • verba-ru: Untuk mengkonjugasikan verba-ru ke bentuk negatifnya, buang 「る」 yang ada di akhir kata lalu tambahkan 「ない」.
    ) ない
    ) ない
  • verba-u: Untuk mengkonjugasikan verba-u ke bentuk negatifnya, ganti huruf bersuara "u" di akhir kata dengan huruf padanannya yang bersuara "a" lalu tambahkan 「ない」.
    ) 飲まない
    ) 待たない

    ※ Satu perkecualian pentingnya adalah bagi verba yang diakhiri hiragana 「う」. Untuk mereka, ganti 「う」 dengan 「わ」 (bukan 「あ」) lalu tambahkan 「ない」.
    ) 拾わない
  • verba perkecualian (termasuk ある): Lihat tabel di bawah.
Contoh verba-ru
PositifNegatif
食べ食べない
ない
信じ信じない
ない
起き起きない
ない
掛け掛けない
捨て捨てない
調べ調べない
    
Contoh verba-u
PositifNegatif ローマ字ローマ字 (Neg)
さない hanasuhanasanai
かない kikukikanai
がない oyoguoyoganai
ばない asobuasobanai
たない matumatanai
まない nomunomanai
らないnaoru naoranai
なないshinu shinanai
ないkau kawanai
    
Verba perkecualian
PositifNegatif
するしない
くるこない
あるない
* = perkecualian hanya untuk konjugasi ini

Contoh

Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan bentuk negatif. Semuanya merupakan penyangkalan dari contoh kalimat bab sebelumnya. (1) リナは食べない。- Mengenai Rina, tidak makan.
(2) ジャヤが遊ばない。- Jaya adalah yang tidak main.
(3) ギタもしない。- Gita juga tidak melakukan.
(4) お金ない。- Tidak ada uang. (lit: uang tidak ada.)
(5) 買わない。- Mengenai saya, tidak membeli.
(6) いない。- Tidak ada kucing. (lit: Mengenai kucing, tidak ada.)

kalimat verbal

Fungsi verba

Kita telah belajar cara menggambarkan nomina dengan berbagai cara menggunakan nomina lain dan adjektiva. Dengan kemampuan tersebut, kita sudah bisa mengekspresikan cukup banyak hal. Namun, kita masih belum bisa menyatakan aksi. Inilah guna verba (kata kerja)! Verba pada bahasa Jepang selalu diletakkan di akhir klausa. Karena kita belum belajar cara membuat lebih dari satu klausa, untuk saat ini aturan tersebut berarti setiap kalimat yang memiliki verba harus meletakkan verbanya di akhir. Kita akan mengenal dua kategori utama verba, yang akan memungkinkan kita belajar aturan konjugasi. Sebelum melangkah lebih lanjut, ada satu hal penting yang harus kamu ingat selalu:
Kalimat yang secara tata bahasa lengkap hanya memerlukan verba (termasuk pernyataan keadaan benda).
Dengan kata lain, tidak seperti bahasa Indonesia, kamu benar-benar hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar. Tanpa topik juga tidak masalah! Mengerti sifat fundamental ini sangatlah penting untuk memahami bahasa Jepang. Inilah sebabnya kalimat bahasa Jepang yang paling sederhana pun tidak bisa diterjemahkan mentah-mentah ke bahasa Indonesia. Semua konjugasi akan dimulai dari bentuk kamusnya (sebagaimana kata-kata tersebut muncul di kamus).
Kalimat yang sudah lengkap secara tata bahasa
(1) 食べる。- Makan. (Terjemahan yang mungkin: saya makan/dia makan/mereka makan)

Pengelompokan verba menjadi verba-ru dan verba-u

Hampir semua verba di bahasa Jepang bisa digolongkan menjadi dua: verba-ru (一段動詞) dan verba-u (五段動詞). Verba yang berada di luar kategori itu hanyalah 「する」 yang berarti "melakukan" dan 「来る」 yang berarti "datang". Semua aturan konjugasi yang ada hampir sama untuk tiap kelompok tersebut. Cara untuk membedakan verba-ru dan verba-u cukup mudah. Ingat bahwa semua verba diakhiri kana yang disebut okurigana, yang bisa kita ubah untuk konjugasi. Kalau kamu menuliskan verba tersebut menggunakan huruf Latin (「ローマ字」 dalam bahasa Jepang) dan ternyata diakhiri "iru" atau "eru", maka biasanya itu adalah verba-ru. Sebagai contoh, romanisasi dari 「食べる」 adalah "taberu". Dia diakhiri "eru" dan merupakan verba-ru. Contoh lain verba-ru adalah 「起きる」 yang romanisasinya adalah "okiru". Verba lain yang akhirannya bukan "iru" maupun "eru" sudah pasti adalah verba-u.
Tapi ada satu halangan di sini. Perhatikan bahwa semua verba-ru pasti diakhiri 「る」. Lalu perhatikan bahwa semua verba-u pasti diakhiri suara "u", yaitu 「つ」、「す」、「く」、「ぐ」、「む」、「ぶ」、「う」、「ぬ」、dan sayangnya juga 「る」! Kalau suatu verba diakhiri 「る」, tapi bukan "iru" maupun "eru" (misal "uru"), maka dengan jelas dia adalah verba-u. Nah, kasus yang tersisa adalah verba-u yang juga diakhiri "eru" maupun "iru". Ada beberapa verba-u tersebut, dan tidak ada cara untuk membedakannya dengan verba-ru biasa selain dengan menghafal. Di akhir bab ini, diberikan daftar beberapa verba-u tersebut yang paling umum. Kalau kamu ragu dengan suatu verba, kamu bisa selalu mengeceknya di Jim Breen's WWWJDIC. Di sana, verba-ru ditandai (v1) sedangkan verba-u berakhiran 「る」 ditandai (v5r).
(Ngomong-ngomong, 「死ぬ」 adalah satu-satunya verba yang diakhiri 「ぬ」)
Karena konsistensi suara di aturan-aturanya, seiring waktu verba-u akan "kedengaran" seperti verba-u dan begitu juga dengan verba-ru. Pada akhirnya, kamu akan bisa mengkategorikan verba baru hanya dengan mendengarnya tanpa perlu berpikir keras. Paling tidak, itulah tujuan yang diharapkan.
Cara membedakan verba-ru dengan verba-u
  • Tidak diakhiri iru/eru → verba-u
  • Diakhiri iru/eru → verba-ru, dengan beberapa kasus perkecualian
Contoh verba-ru
Verbローマ字
食べるtaberu
着るkiru
信じるshinjiru
寝るneru
起きるokiru
出るderu
掛けるkakeru
捨てるsuteru
調べるshiraberu
      
Contoh verba-u
Verbローマ字
話すhanasu
聞くkiku
泳ぐoyogu
遊ぶasobu
待つmatu
飲むnomu
直るnaoru
死ぬshinu
買うkau
      
Bukan verba-ru maupun verba-u
Verbローマ字
するsuru
くるkuru

Contoh

Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan verba-ru, verba-u, dan verba perkeculian.
(1) リナは食べる。- Mengenai Rina, makan.
(2) ジャヤが遊ぶ。- Jaya adalah yang main.
(3) ギタもする。- Gita juga melakukan.
(4) お金ある。- Ada uang. (lit: uang ada.)
(5) 買う。- Mengenai saya, membeli.
(6) いる。- Ada kucing. (lit: Mengenai kucing, ada.)

Referensi: verba-u yang diakhiri iru/eru

Inilah daftar verba-u umum yang diakhiri "iru" atau "eru". Daftar ini dibedakan menjadi tiga tingkat untuk membantu kamu fokus ke kata-kata yang paling umum terlebih dahulu. Daftar ini tidak memuat semua verba-u yang ada di muka bumi.

verba-u berakhiran iru/eru dibagi berdasarkan tingkat
MudahMenengahLanjut
要る 焦る 嘲る
帰る 限る 覆る
切る 蹴る 遮る
しゃべる 滑る 罵る
知る 握る 捻る
入る 練る 翻る
走る 参る 滅入る
減る 交じる 蘇る

adjektiva

Sifat-sifat kata sifat

Karena sekarang kita telah dapat menghubungkan dua nomina menggunakan berbagai partikel, selanjutnya kita ingin menggambarkan nomina kita dengan adjektiva (kata sifat). Ada adjektiva yang bisa langsung memodifikasi nomina yang muncul setelahnya. Ada juga yang memerlukan hiragana pembantu. Berdasarkan hal tersebut, adjektiva dibagi menjadi dua: adjektiva-na dan adjektiva-i. Kita akan melihat perbedaannya dan cara menggunakannya dalam kalimat.

Adjektiva-na

Adjektiva-na sangat mudah dipelajari karena dia pada dasarnya berperilaku seperti nomina. Bahkan, karena mereka begitu mirip, kamu bisa berasumsi bahwa mereka cara kerjanya sama kecuali kalau saya terang-terang menjelaskan perbedaannya. Satu perbedaan utamanya adalah adjektiva-na bisa memodifikasi nomina yang mengikutinya dengan menyelipkan 「な」 di antara adjektiva dan nominanya. Oleh karenanya, dia dinamai adjektiva-na.
(1) 静か。- Orang yang pendiam.
Terbalik dengan bahasa Indonesia, di bahasa Jepang kita menyebutkan sifatnya dulu sebelum bendanya. Lalu, 「な」 di situ bisa kamu anggap seperti "yang" pada bahasa Indonesia: dia befungsi menghubungkan benda dan sifatnya. Hanya saja, kalau di bahasa Indonesia kita seringkali bisa membuang "yang" (misalnya "orang pendiam") tanpa ada perubahan arti, pada bahasa Jepang adjektiva-na selalu membutuhkan 「な」. Kita akan secara bebas mengabaikan "yang" pada terjemahan bahasa Indonesianya.
Selain memodifikasi nomina menggunakan 「な」, kamu juga bisa mengatakan bahwa "suatu nomina" bersifat "suatu adjektiva" dengan menggunakan partikel topik atau identifikasi, mengikuti pola [nomina] [partikel] [adjektiva]. Contohnya adalah 「静か」. Ini pada dasarnya sama dengan menyatakan keadaan benda yang dipelajari di dua bab sebelumnya. Namun, karena tidak mungkin "suatu adjektiva" menjadi "suatu nomina", maka kita tidak bisa mengatakan [adjektiva] [partikel] [nomina] (misalnya 「静か」). Ini cukup jelas karena, misalnya, seseorang bisa saja bersifat pendiam, tapi mengatakan bahwa sifat pendiam adalah orang tidaklah masuk akal.
(1) 友達親切。- Teman bersifat baik hati.
(2) 友達親切。- Teman adalah orang yang baik hati.
Apa kamu masih ingat bahwa saya mengatakan adjektiva-na bertingkah seperti nomina? Kamu bisa melihatnya di contoh berikut.
(1) ジャヤは好きだ。- Jaya suka ikan.
(2) ジャヤは好きじゃない。- Jaya tidak suka ikan.
(3) ジャヤは好きだった。- Jaya dulu suka ikan.
(4) ジャヤは好きじゃなかった。- Jaya dulu tidak suka ikan.
Apakah konjugasinya terasa akrab? Seharusnya iya, kalau kamu memperhatikan konjugasi keadaan benda untuk nomina. Mungkin kamu perlu membiasakan diri bahwa "suka" di bahasa Jepang dinyatakan dengan kata sifat bukannya kata kerja. Jadi, cara untuk mengatakan "suka ikan" pada bahasa Jepang adalah 「好き」 (ikan bersifat "suki"). Kalau sesuatu bersifat "suki", artinya kamu suka hal tersebut! Ini juga tentunya dipakai untuk menyatakan suka pada orang, misalnya 「リナが好き」 (senang Rina).
Pada contoh-contoh di atas kamu juga bisa melihat partikel topik dan indentifikasi yang bekerja secara harmonis. Partikel topik memberitahu bahwa kalimatnya berbicara mengenai "Jaya", dan partikel identifikasi menunjuk bahwa "ikan" adalah benda yang Jaya suka.
Kamu juga bisa menggunakan tiga konjugasi terakhir untuk memodifikasi nomina secara langsung. (untuk bentuk positif taklampau, ingat bahwa kita perlu 「な」)
(1) 好きなタイプ。- Tipe yang suka ikan.
(2) 好きじゃないタイプ。- Tipe yang tidak suka ikan.
(3) 好きだったタイプ。- Tipe yang dulu suka ikan.
(4) 好きじゃなかったタイプ。- Tipe yang dulu tidak suka ikan.
Di sini, seluruh klausa 「好き」、「好きじゃない」、dll. memodifikasi "tipe" untuk berbicara tentang tipe (orang) yang suka atau tidak suka ikan.
Kamu bahkan bisa memperlakukan seluruh klausa tersebut sebagai sebuah nomina. Contohnya, kita bisa membuat klausa tersebut menjadi topik seperti contoh berikut:
(1) 好きじゃないタイプは、好きだ。
- Tipe (orang) yang tidak suka ikan, suka daging (sapi dsb.)

Adjektiva-i

Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana 「い」. Ini adalah okurigana yaitu bagian yang akan berubah-ubah saat kita mengkonjugasi adjektivanya. Tapi, kamu juga perlu tahu bahwa beberapa adjektiva-na diakhiri 「い」 misalnya 「きれい(な)」. Jadi, bagaimana cara membedakannya? Berita buruknya, tidak ada cara pasti untuk mengetahuinya. Namun berita baiknya adalah saya hanya bisa memikirkan dua adjektiva-na yang diakhiri 「い」 dan umumnya ditulis dengan hiragana: 「きれい」 dan 「嫌い」. Adjektiva-na lain yang diakhiri 「い」 biasanya ditulis dengan kanji jadi kamu bisa melihat bahwa dia bukan adjektiva-i. Contohnya, 「きれい」 jika ditulis dengan kanji adalah 「綺麗」 atau 「奇麗」, dan karena 「い」-nya merupakan bagian dari kanji 「麗」, maka kita bisa tahu bahwa dia tidak mungkin merupakan adjektiva-i. Ini karena inti utama 「い」 pada adjektiva-i adalah memungkinkan dilakukannya konjugasi tanpa mempengaruhi kanjinya. Bahkan, satu-satunya adjektiva-na yang terpikirkan oleh saya yang benar-benar diakhiri hiragana 「い」 hanyalah 「嫌い」. Ini karena 「嫌い」 diturunkan dari kata kerja 「嫌う」.
Apakah kamu ingat bahwa keadaan benda negatif juga diakhiri 「い」 (じゃな)? Nah, kamu bisa memperlakukan adjektiva-i sebagaimana keadaan benda negatif. Misalnya, kamu tidak bisa menempelkan deklaratif 「だ」 ke adjektiva-i sebab kita tahu bahwa keadaan benda negatif juga tidak disertai 「だ」. (Bandingkan dengan adjektiva-na dan nomina yang bisa ditempeli 「だ」)
JANGAN menempelkan 「だ」 ke adjektiva-i.
Setelah masalah tadi jelas, kita bisa belajar aturan konjugasi untuk adjektiva-i. Ada dua aturan baru untuk hal tersebut. Untuk bentuk negatifnya, pertama kita buang 「い」 lalu tempelkan 「くない」. Untuk bentuk lampaunya, buang 「い」 lalu tambahkan 「かった」. Karena 「くない」 juga diakhiri 「い」, kamu bisa menganggap bentuk negatifnya sebagai suatu adjektiva-i baru. Jadi aturan konjugasi lampau negatif sama dengan aturan konjugasi lampau positif.
Aturan konjugasi untuk adjektiva-i
  • Negatif: Pertama buang akhiran 「い」 dari adjektiva-i lalu tambahkan 「くない」
  • 例) くない
  • Lampau: Pertama buang akhiran 「い」 dari adjektiva-i atau adjektiva-i negatif lalu tambahkan 「かった」
  • 例) かった
  • 例) 高くな高くなかった
Ringkasan konjugasi adjektiva-i

PositifNegatif
Taklampau高い高くない
Lampau高かった高くなかった
Untuk memodifikasi nomina, kamu tinggal menempelkan adjektiva-i langsung.
(1) 高いビル。- Bangunan yang tinggi.
(2) 高くないビル。- Bangunan yang tidak tinggi.
(3) 高かったビル。- Bangunan yang dulunya tinggi.
(4) 高くなかったビル。- Bangunan yang dulunya tidak tinggi.
Kamu juga bisa menggabung banyak adjektiva berturut-turut dalam urutan dan bentuk apapun.
(1) 静か高いビル。- Bangunan yang hening dan tinggi.
(2) 高い静かビル。- Bangunan yang tinggi dan hening.
(3) 静か高くないビル。- Bangunan yang hening dan tidak tinggi.
Dengan adjektiva-i, kita juga bisa membuat klausa nomina deskriptif seperti yang tadi kita lakukan dengan adjektiva-na. Tentunya bedanya adalah kita tidak memerlukan 「な」 untuk memodifikasi nominanya. Pada contoh berikut, klausa deskriptif 「値段高い」 langsung memodifikasi 「レストラン」.
(1) 値段高いレストランあまり好きじゃない
- Tidak terlalu suka restoran yang harganya mahal.

Perkecualian yang merepotkan

Ada satu adjektiva-i yaitu "baik" yang perilakunya berbeda dengan adjektiva-i lainnya. Ini adalah contoh klasik mengenai susahnya bahasa Jepang bagi pemula karena kata-kata yang paling umum dan berguna adalah kata-kata yang punya banyak perkecualian. Kata untuk "baik" pada awalnya adalah 「よい(良い)」. Namun seiring berlalunya waktu, kata itu kini menjadi 「いい」. Saat ditulis dengan kanji, cara membacanya umumnya adalah 「よい」, jadi 「いい」 hampir selalu ditulis dengan hiragana. Sampai tadi seharusnya tidak ada masalah. Nah sayangnya, semua konjugasinya masih diturunkan dari 「よい」 dan bukan 「いい」. Ini ditunjukkan pada tabel di bawah.
Adjektiva lain yang seperti ini adalah 「かっこいい」 karena merupakan versi singkat gabungan dua kata yaitu 「格好」 dan 「いい」. Karena menggunakan 「いい」, maka konjugasinya juga sama.

Konjugasi untuk 「いい

PositifNegatif
Taklampauいいよくない
Lampauよかったよくなかった
      
Konjugasi untuk 「かっこいい

PositifNegatif
Taklampauかっこいいかっこよくない
Lampauかっこよかったかっこよくなかった
Selalu ingat untuk menurunkan konjugasinya dari 「よい」 dan bukan 「いい」.

Contoh

(1) 値段あんまりよくない
- Harganya tidak terlalu bagus.
(2) かっこよかった
- Dia (kemarin) benar-benar keren!