Selasa, 21 Februari 2012

Belajar Menulis Jepang

Huruf-huruf yang digunakan

Suara-suara yang ada pada bahasa Jepang dituliskan menggunakan hiragana dan katakana. Keduanya secara kolektif disebut kana. Setiap huruf hiragana memiliki pasangannya pada katakana, sebagaimana huruf kecil pada bahasa Indonesia memiliki padanan huruf besarnya. Jumlah hiragana dan katakana masing-masing tidak sampai 50. Semuanya sebetulnya adalah huruf China yang disederhanakan dan diadopsi untuk keperluan fonetis. Huruf China, disebut kanji oleh orang Jepang, juga digunakan secara ekstensif pada bahasa tertulis. Sebagian besar kata (nomina, verba, adjektiva) ditulis menggunakan kanji. Secara historis ada lebih dari 40.000 kanji, namun 2.000 huruf sudah mencakup lebih dari 95% kanji yang digunakan di bahasa Jepang modern. Tidak ada spasi di bahasa Jepang, jadi kanji diperlukan untuk mengetahui batas kata dalam suatu kalimat. Kanji juga berguna untuk membedakan homofon, yang muncul cukup sering karena jumlah suara di bahasa Jepang terbatas.
Hiragana terutama digunakan untuk keperluan tata bahasa. Kita akan melihat fungsi tersebut saat mempelajari partikel. Kata-kata yang kanjinya susah atau jarang dipakai, istilah percakapan, dan onomatop juga ditulis dengan hiragana. Hiragana juga sering menggantikan kanji untuk pelajar bahasa Jepang pemula dan anak-anak.
Walaupun katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, katakana umumnya dipakai untuk menuliskan kata-kata modern yang diimpor dari negara-negara barat. Ini karena kata-kata tersebut tidak memiliki kanji. Tiga bab berikutnya akan membahas hiragana, katakana, dan kanji.

Intonasi

Di bab berikutnya, akan dibahas panjang lebar bahwa tiap huruf hiragana (dan berarti juga katakana) sudah melambangkan suatu suku kata, kecuali huruf hiragana 「ん」 (dan katakana 「ン」). Sebagai contoh, huruf 「り」melambangkan suku kata "ri" dan huruf 「さ」 melambangkan suku kata "sa". Ini bisa dibandingkan dengan bahasa Indonesia, yang perlu menggabungkan huruf konsonan dan vokal untuk membentuk suku kata tersebut. Sistem seperti hiragana membuat pengucapan menjadi jelas dan tidak ambigu. Namun, kesulitannya terdapat pada intonasi. Membedakan suara tinggi dan rendah adalah hal yang penting bagi bahasa Jepang lisan. Sebagai contoh, homofon bisa memiliki tinggi rendah suara yang berbeda sehingga jika diucapkan bunyinya berbeda walaupun bentuk tertulisnya sama. Halangan terbesar untuk berbicara dengan benar dan alami adalah masalah intonasi. Banyak murid yang berbicara tanpa memperhatikan intonasi sehingga terdengar tidak alami (terkenal di Jepang sebagai logat luar negeri). Akan menyulitkan jika kamu berusaha menghafal intonasi tiap kata, apalagi karena intonasi bisa berubah bergantung konteks dan logat wilayah. Satu-satunya cara yang praktis untuk menguasainya adalah dengan latihan meniru orang Jepang berbicara lewat acara anime, drama, dan media-media lainnya.

Apa itu hiragana?

Hiragana adalah alfabet fonetis dasar di bahasa Jepang. Seluruh huruf hiragana melambangkan semua suara yang muncul di bahasa Jepang. Jadi, sebetulnya bisa saja bahasa Jepang ditulis hanya dengan hiragana. Namun, karena spasi tidak digunakan di bahasa Jepang, menggunakan hiragana saja akan menghasilkan kalimat yang susah dibaca. Di bawah terdapat tabel hiragana beserta pelafalannya. Cara membaca tabelnya adalah dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri, sama seperti cara membaca banyak buku bahasa Jepang (termasuk komik). Di bahasa Jepang, menulis guratan-guratan dari suatu huruf dengan urutan dan arah yang benar sangatlah penting. Karena tulisan tangan sedikit berbeda dengan tulisan cetak (sebagaimana huruf 'a'), kamu perlu mencari sumber seperti situs atau buku yang mengajarkan cara menulis huruf-huruf tersebut. Perlu juga saya tekankan bahwa kamu harus mempelajari pengucapan yang benar dari huruf-huruf tersebut. Karena semua kata di bahasa Jepang disusun dari suara-suara tersebut, salah mengucapkan suatu huruf akan merusak fondasi terdasar pelafalan kamu.

Tabel Hiragana 1
n w r y m h n t s k   

(n)
a
  ゐ*  
(chi)

(shi)
i
  
(fu)

(tsu)
u
  ゑ*   e
  o
* = usang (tidak dipakai lagi)
Hiragana tidaklah terlalu susah, sehingga ada banyak situs dan program gratis yang mengajarkannya. Saya sangat menyarankan kamu pergi ke situs ini untuk mendengar pelafalan tiap hurufnya. Bagian yang relevan adalah 2.1 sampai 2.11. Saya juga menyarankan kamu merekam suaramu sendiri dan membandingkannya dengan suara yang benar.
Saat berlatih menulis hiragana, jangan lupa bahwa urutan dan arah penulisan guratannya tidak boleh semaunya sendiri. Lihat, saya bahkan membuat tulisannya miring, digarisbawahi, dan ditebali untuk menekankan hal tersebut. Percayalah, kamu akan menemukan bahwa hal tersebut memang penting saat membaca tulisan tangan terburu-buru orang lain yang mirip cakar ayam. Satu-satunya hal yang akan membantumu adalah bahwa setiap orang menulis hiragana dengan urutan guratan yang sama, sehingga "aliran" garis-garisnya konsisten dari satu orang ke orang lain. Saya sangat menyarankan bahwa kamu mempelajari cara menulis yang benar sejak awal untuk menghindari kebiasaan menulis yang salah. Kunjungi situs ini untuk melihat animasi cara menulis tiap huruf.
Beberapa contoh kata yang bisa kamu tulis dengan huruf-huruf pada tabel di atas adalah 「あい」 (cinta), 「うつくしい」 (indah), うたう (bernyanyi), dan 「たかはし」 (salah satu nama keluarga yang umum di Jepang).
※ Sebagai pengetahuan, ada puisi Jepang kuno bernama 「いろは」 yang dulunya dijadikan dasar untuk mengurutkan huruf-huruf hiragana. Puisi itu memuat setiap huruf hiragana kecuali 「ん」 karena mungkin pada waktu itu belum ada. Kamu bisa melihat puisi tersebut di artikel Wikipedia ini. Seperti yang ditulis di artikel tersebut, kadang-kadang urutan "iroha" ini masih dipakai, jadi tidak ada salahnya melihat-lihat.
Catatan
  1. Kunjungi situs ini untuk mendengar pelafalan setiap huruf hiragana. Berkas-berkas suaranya ada mulai dari 2.1 sampai 2.11. Kalau kamu tidak bisa mendapatkan berkas suaranya, ikuti panduan membacanya di bawah.
  2. Kecuali 「し」、「ち」、「つ」、「ふ」dan 「ん」、 kamu bisa tahu bagaimana suatu huruf dibunyikan dengan memasangkan konsonan yang ada di atas tabel dengan vokal yang ada di kanan tabel. Sebagai contoh, 「ま」 (konsonan "m", vokal "a") dibaca "ma" dan 「き」 (konsonan "k", vokal "i") dibaca "ki".
  3. Sebagaimana tertulis di tabel, beberapa suara memiliki perkecualian. Sebagai contoh, 「ち」 dibaca "chi" bukan "ti" dan 「つ」 dibaca "tsu" bukan "tu".
  4. 「し」 dibaca seperti "syi" pada "syirik"
  5. 「ち」 dibaca seperti "ci" pada "cicak"
  6. Suara "r" di Jepang tidak sama dengan suara "r" di bahasa Indonesia. Getarannya lebih halus, dan berada di antara suara "l" dan "r"-nya bahasa Indonesia. Hati-hati dengan pelafalan semua huruf di kolom tersebut.
  7. Vokal "e" di Jepang terdengar seperti suara "e" pada "enak" dan BUKAN seperti pada "elus". Jadi sebagai contoh, へ dibaca seperti "he" pada "heran" dan BUKAN seperti pada "helai".
  8. Camkan baik-baik beda pelafalan antara "tsu" dengan "su".
  9. Suara "t" pada 「つ」 akan menempel pada huruf yang mendahuluinya. Sebagai contoh, 「まつ」 (menunggu) dibaca "mat-su".
  10. Huruf 「ん」 bersifat khusus karena jarang digunakan sendiri dan tidak memiliki suara vokal. Huruf tersebut ditempel di belakang huruf lain untuk membuat suara mati "n". Sebagai contoh, 「て」 dibaca "te" sehingga 「てん」 (titik) dibaca "ten". 「へん」 (aneh) dibaca "hen", 「わん」 (teluk) dibaca "wan", dan seterusnya.
  11. Huruf 「ん」 akan disuarakan "m" pada kata-kata tertentu, misalnya 「しんまい」 (pemula) yang dibaca "shimmai". 「ん」 juga dibaca "ng" pada kata-kata tertentu, misalnya 「まんかい」 (mekar penuh) yang dibaca "mangkai". Sebetulnya ada aturan perubahan suaranya, namun cara terbaik untuk menguasainya adalah dengan banyak mendengar bahasa Jepang. Kalau telinga kamu sudah terbiasa, nantinya kamu akan paham aturan tersebut di bawah sadar dan bisa melafalkan 「ん」 dengan benar secara otomatis.
  12. Sekali lagi, kamu harus menuliskan guratan-guratannya dengan urutan dan arah yang benar! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya.

Suara-suara modifikasi

Setelah menghafal semua huruf hiragana pada tabel di atas, kamu hampir selesai mempelajari alfabetnya tetapi belum semua suaranya. Ada lima suara konsonan lain yang didapat dengan menambahkan dua garis kecil yang mirip tanda kutip 「゛」 yaitu dakuten (濁点) atau lingkaran kecil 「゜」 yang disebut handakuten (半濁点). Kalau kamu mencoba melafalkannya, kamu akan sadar bahwa suara-suara modifikasi tersebut dibunyikan dengan gerakan lidah yang mirip dengan suara aslinya. Sebagai contoh, coba bandingkan gerakan lidahmu saat mengucapkan 「た」 (ta) dan suara modifikasinya 「だ」 (da). Secara teknis, suara-suara modifikasi ini dinamakan "suara yang dibunyikan" (voiced) yang di bahasa Jepang adalah 濁り (nigori, berlumpur). Secara umum, perubahan suara yang mungkin adalah k→g, s→z, t→d, h→b, dan h→p. Seperti pada tabel sebelumnya, ada juga beberapa perkecualian. Semua konsonan berlumpur tersebut ada di tabel berikut:

Suara konsonan berlumpur
p b d z g 
a

(ji)

(ji)
i

(dzu)
u
e
o
Beberapa contoh kata yang bisa dibentuk dengan huruf-huruf baru tersebut adalah ばか (bodoh), おどる (menari), dan いご (suatu permainan papan yang populer di Jepang).
Catatan
  1. Kunjungi situs ini untuk mendengar suara-suara baru tersebut. Suara-suaranya ada di akhir bagian 2.2, 2.3, 2.4, dan 2.6.
  2. Perhatikan bahwa bunyi 「ぢ」 pada dasarnya sama dengan 「じ」 yaitu "ji", dan 「づ」 diucapkan seperti "dzu".
  3. Suara "ji" pada kebanyakan kata umumnya dituliskan dengan 「じ」. Contohnya adalah 「かんじ」 (huruf China). Contoh kata yang menggunakan 「ぢ」 adalah 「ちぢれげ」 (rambut keriting).

「や」、「ゆ」、dan 「よ」 kecil

Kamu juga bisa menggabungkan suatu konsonan dengan suara "ya", "yu", "yo" dengan cara menempelkan 「や」、「ゆ」、atau 「よ」 kecil di belakang huruf-huruf dengan vokal "i". Sebagai contoh, 「きや」 dibaca "kiya" sedangkan 「きゃ」 dibaca "kya". Jadi sebetulnya suaranya sama dengan membaca cepat gabungan versi huruf besarnya.
Semua kombinasi や、ゆ、dan よ kecil yang mungkin
p b j g r m h n c s k  
ぴゃ びゃ じゃ
(ja)
ぎゃ りゃ みゃ ひゃ にゃ ちゃ
(cha)
しゃ
(sha)
きゃ ya
ぴゅ びゅ じゅ
(ju)
ぎゅ りゅ みゅ ひゅ にゅ ちゅ
(chu)
しゅ
(shu)
きゅ yu
ぴょ びょ じょ
(jo)
ぎょ りょ みょ ひょ にょ ちょ
(cho)
しょ
(sho)
きょ yo
Beberapa contoh kata yang bisa dituliskan adalah かしゅ (penyanyi), じゅばく (sihir), dan きょねん (tahun lalu).
Catatan
  1. Seperti tabel sebelumnya, pasangkan konsonan di atas dengan vokal di kanan. Sebagai contoh, 「きゃ」 dibaca "kya".
  2. Beberapa gabungan memiliki alternatif pengejaan dalam huruf latin. Sebagai contoh, ada juga yang menuliskan 「じゃ」 sebagai "jya". Di tabel diberikan penulisan yang paling umum.
  3. Kunjungi situs ini untuk mendengar pengucapan suara-suara yang baru ini. Penulisnya memilih untuk menyertakan 「ぢゃ」、「ぢゅ」、dan 「ぢょ」 tapi kombinasi-kombinasi tersebut sebetulnya tidak pernah dipakai karena ada 「じゃ」、「じゅ」、dan 「じょ」.
  4. Suara 「しゃ」、「しゅ」、dan 「しょ」 terdengar seperti "sya" (syair), "syu" (syukuran), dan "syo" (bahasa Inggris show).
  5. Suara 「ちゃ」、「ちゅ」、dan 「ちょ」 terdengar seperti "ca" (cacing), "cu" (culik), dan "co" (coret).

「つ」 kecil

「つ」 kecil diselipkan di antara dua huruf untuk membawa suara konsonan huruf kedua ke akhir dari huruf pertama. Sebagai contoh, kalau kamu memasukkan 「つ」 kecil di antara 「き」 dan 「と」 untuk membuat 「きっと」 (pasti), maka suara konsonan "t" dibawa ke akhir dari huruf pertama sehingga menjadi "kitto". Contoh lainnya adalah 「かっぱ」 (sejenis monster) yang dibaca "kappa" dan 「ぎゅっと」 (dengan erat) yang dibaca "gyutto". Saya telah membuat berkas mp3 yang menggambarkan beda pelafalan antara 「もと」 dengan 「もっと」. Kalau kamu bertanya-tanya, ya, keduanya adalah kata nyata dan ya, keduanya memiliki arti sendiri-sendiri. Untuk menggandakan konsonan "n", yang digunakan adalah 「ん」. Sebagai contoh, penulisan "onna" (perempuan) adalah 「おんな」, BUKAN 「おっな」.
Catatan
  1. 「つ」 kecil dipakai untuk membawa suara konsonan dari huruf kedua ke akhir huruf pertama. Contohnya, 「なっち」 dibaca "nacchi".
  2. Unduh berkas mp3 ini untuk mendengar beda antara 「もと」 (sumber) dengan 「もっと」 (lebih).
  3. 「ん」 digunakan untuk menggandakan konsonan "n". Contohnya adalah 「だんな」 (suami).
  4. Suara konsonan ganda ini terdengar seperti suara terpotong. Ingatlah untuk memotong dengan konsonan yang benar, yaitu konsonan huruf kedua.

Suara vokal panjang

Kamu hampir selesai! Di bagian ini, kita akan membahas suara vokal panjang yang sebetulnya hanyalah memperpanjang lama pengucapan suara vokal. Kamu bisa memperpanjang suara vokal suatu huruf dengan 「あ」、「い」、atau 「う」, tergantung huruf yang ingin diperpanjang. Panduannya adalah tabel berikut:
Memperpanjang suara vokal
Suara vokalPembuat panjang
"a"
"i"/"e"
"u"/"o"
Sebagai contoh, kalau kamu ingin memperpanjang suara "a" dari 「か」, maka kamu tinggal menambah 「あ」 sehingga hasilnya 「かあ」. Contoh lainnya adalah 「き」→「きい」, 「く」→「くう」, 「け」→「けい」, 「こ」→「こう」, dan 「さ」→「さあ」. Penalarannya cukup mudah. Coba ucapkan 「か」 dan 「あ」 secara terpisah. Lalu ucapkan mereka secara berurutan secepat mungkin. Kamu akan sadar bahwa kedengarannya persis seperti kamu mengucapkan "ka" untuk jangka waktu yang lebih panjang. Kamu bisa mencoba latihan ini dengan suara vokal lainnya. Ingatlah bahwa kamu sebetulnya mengucapkan dua huruf tapi dengan batas yang samar. Bahkan, kamu mungkin tidak perlu berpikir keras tentang vokal panjang dan cukup mengucapkan dua hurufnya dengan cepat untuk mendapatkan suara yang benar.
Sebagai tambahan, walaupun suara vokal "e" yang diikuti 「い」 umumnya dianggap sebagai suara vokal panjang, pengucapannya sebetulnya adalah suara "e" yang tersambung secara mulus dengan "i". Sebagai contoh, pengucapan 「せい」 pada 「せんせい」 (guru) mirip dengan bahasa Inggris "say" yang diucapkan dengan panjang.
Menahan suara vokalnya cukup lama adalah hal yang sangat penting, sebab salah-salah kamu bisa mengucapkan "sini" (ここ) padahal yang kamu maksud adalah "SMU" (こうこう). Atau kamu bisa membuat "nenek" (おばあさん) tertukar dengan "bibi" (おばさん).
Ada beberapa kasus di mana suara "e" diperpanjang dengan menambahkan 「え」 dan suara "o" diperpanjang dengan 「お」. Beberapa contohnya adalah 「おねえさん」 (kakak perempuan), 「おおい」 (banyak), dan 「おおきい」 (besar). Perhatikan perkecualian-perkecualian tersebut, tapi tidak usah terlalu khawatir karena jumlahnya tidak terlalu banyak.

Apa itu Katakana?

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, katakana digunakan terutama untuk kata yang diimpor dari bahasa asing. Kata-kata impor tersebut banyak yang berasal dari bahasa Inggris. Katakana juga bisa digunakan untuk menekankan kata-kata tertentu sebagaimana penggunaan huruf tebal. Untuk daftar penggunaan yang lebih lengkap, kamu bisa melihat artikel Wikipedia mengenai katakana Katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, namun tentu saja semua hurufnya berbeda. Kalau dipikir-pikir, ini tidaklah aneh karena di bahasa Indonesia juga terdapat dua jenis huruf yaitu huruf besar dan huruf kecil yang sebetulnya melambangkan suara yang sama.
Karena kata-kata bahasa asing harus dipaksa mengikuti kombinasi konsonan+vokal bahasa Jepang, banyak yang mengalami perubahan radikal sampai-sampai pembicara bahasa aslinya tidak bisa menyadarinya dengan mudah. Sebagai hasilnya, penggunaan katakana sangatlah susah bagi pengguna bahasa Inggris, karena mereka berprasangka kata-kata dari bahasa Inggris terdengar seperti... bahasa Inggris. Jadi, lebih baik melupakan kata bahasa Inggris aslinya dan perlakukan kata-kata impor tersebut sebagai kata bahasa Jepang. Kalau tidak, kamu bisa memiliki kebiasaan mengucapkannya dengan pelafalan bahasa Inggrisnya (dan orang Jepang belum tentu paham hal tersebut).
Tabel katakana
n w r y m h n t s k   

(n)
a
  ヰ*  
(chi)

(shi)
i
   
(fu)

(tsu)
u
  ヱ*   e
  o
* = usang atau jarang dipakai
Katakana jauh lebih sulit dikuasai dibanding hiragana karena hanya digunakan untuk kata-kata tertentu, sehingga kesempatan untuk berlatih membacanya lebih jarang. Untuk belajar urutan guratannya (ya, kamu juga perlu melakukannya untuk katakana) kunjungi situs ini.
Lalu, karena bahasa Jepang tidak memiliki spasi, kadang-kadang simbol 「・」 digunakan untuk menunjukkan batas kata misalnya pada 「ロック・アンド・ロール」 (rock and roll). Penggunaan simbol tersebut tidak mutlak, jadi kadang-kadang tidak digunakan apapun untuk menggantikan spasi pada istilah aslinya.
Catatan
  1. Semua suaranya sama dengan hiragana.
  2. Empat huruf 「シ」、「ン」、「ツ」、dan 「ソ」 sangat mirip satu sama lain. Pada dasarnya, bedanya adalah dua huruf pertama lebih "horizontal" dibanding dua huruf terakhir. Garis kecilnya digambar lebih mendatar dan lengkungan panjangnya digambar dari bawah ke atas. Dua huruf terakhir memiliki garis kecil yang hampir vertikal dan lengkungan panjangnya digambar dari atas ke bawah. Huruf-huruf ini susah dibedakan sehinggan dibutuhkan kesabaran dan banyak latihan.
  3. Kamu juga perlu hati-hati dengan 「ノ」、「メ」、dan 「ヌ」, juga 「フ」、「ワ」、 dan 「ウ」. Ya, mereka mirip-mirip dan sayangnya kita tidak bisa melakukan apa-apa.
  4. Kamu harus belajar urutan dan arah guratannya! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya.
  5. Kadang-kadang 「・」 digunakan untuk menggantikan spasi pada bahasa aslinya.

Suara vokal panjang

Pada katakana, vokal panjang menjadi sangat sederhana. Kamu tidak perlu berpikir huruf mana yang harus digunakan untuk memperpanjang suara vokal, karena semua suara vokal panjang dilambangkan dengan garis panjang ini: ー.
Catatan
  1. Semua suara vokal panjang pada katakana dilambangkan dengan garis. Sebagai contoh, "cute" (imut) pada katakan ditulis 「キュート」.

「ア、イ、ウ、エ、オ」 kecil

Karena keterbatasan suara-suara hiragana, pada perkembangannya dibuat beberapa kombinasi baru untuk membuat suara-suara yang aslinya tidak ada di bahasa Jepang. Yang paling utama adalah tidak adanya suara "ti", "di", "tu", dan "du" (karena yang ada adalah "chi", "ji", "tsu", dan "dzu") beserta suara "f" kecuali 「ふ」. Konsonan "sh", "j", dan "ch" juga tidak memiliki gabungannya dengan vokal "e". Untuk mengatasi hal tersebut, keputusannya adalah dengan menambahkan versi kecil dari kelima suara vokal. Huruf-huruf kecil tersebut juga bisa digabungkan dengan suara konsonan "w" untuk menggantikan huruf-huruf yang sudah usang. Sebagai tambahan, 「ウ」 bisa diberi dakuten sehingga menjadi 「ヴ」 yang bisa digabung dengan 「ア、イ、エ、オ」 kecil untuk membuat suku kata dengan konsonan "v". Tapi suara "v" tersebut tidak banyak dipakai, mungkin karena orang Jepang masih susah mengucapkan "v" dan lebih memilih untuk mendekatinya dengan suara "b". Sebagai contoh, "volume" dalam bahasa Jepang dituliskan sebagai 「ボリューム」 (boryuumu), menggunakan suara "b" dan bukan "v". "violin" bisa ditulis baik 「バイオリン」 (baiorin) maupun 「ヴァイオリン」 (vaiorin), dan tidak masalah menggunakan yang mana karena pada akhirnya kebanyakan orang Jepang akan membaca yang manapun dengan suara "b". Pada tabel berikut, suara-suara yang dulunya tidak ada disorot. Suara lain yang sudah ada digunakan sesuai keperluan.

Suara tambahan
v w f ch d t j sh  
ヴァ ファ チャ ジャ シャ a
ヴィ ウィ フィ ディ ティ i
チュ ドゥトゥ ジュ シュ u
ヴェ ウェ フェ チェ ジェ シェ e
ヴォ ウォ フォ チョ ジョ ショ o
Catatan
  1. Perhatikan bahwa tidak ada suara "wu". Sebagai contoh, katakana untuk "woman" (wanita) adalah 「ウーマン」 (uuman).
  2. Walaupun suara "tu" (seperti pada "tubuh") bisa dibuat dengan 「トゥ」, sebelum kombinasi tersebut ada digunakan 「ツ」 (tsu) untuk mendekati suara tersebut. Setelah kombinasi 「トゥ」 dibuat, kata-kata yang terlanjur menggunakan 「ツ」 tidak berganti. Contohnya adalah "tool" (alat) yang ditulis 「ツール」 (tsuuru) dan "tour" (tur) yang ditulis 「ツアー」 (tsuaa).
  3. Di zaman kuno, tanpa suara-suara baru ini seringkali tidak ada pilihan selain mengambil huruf-huruf dari tabel tanpa memperhatikan pengucapan yang sebenarnya. Di bangunan kuno, kamu mungkin masih bisa melihat 「ビルング」 (birujingu) dan bukan ejaan modernnya 「ビルディン グ」 (birudingu). Kebetulan, ini adalah kasus yang terjadi di bangunan Shin-Maru di seberang stasiun Tokyo tempat saya bekerja. Ironisnya, huruf pertama Shin-Maru (新丸) berarti "baru".

Beberapa contoh kata yang menggunakan katakana

Mengubah kata bahasa Inggris menjadi bahasa Jepang adalah keahlian yang memerlukan cukup banyak latihan dan keberuntungan. Untuk mengenalkan kamu bagaimana kata-kata Inggris dijepangkan, inilah beberapa contoh kata dalam katakana. Kadangkala kata katakananya bukanlah bahasa Inggris yang benar atau artinya berbeda dari kata bahasa Inggrisnya. Tentu saja, tidak semua kata katakana diturunkan dari bahasa Inggris.

Contoh kata katakana
Bahasa InggrisBahasa Jepang
America (Amerika)アメリカ
Russia (Rusia)ロシア
Indiaインド
Indonesiaインドネシア
cheating (curang)カンニング (cunning)
tour (tur)ツアー
company employee
(pegawai kantoran)
サラリーマン (salary man)
Mozartモーツァルト
car horn (klakson)クラクション (klaxon)
sofaソファ or ソファー
Halloweenハロウィーン
French fries
(kentang goreng)
フライドポテト (fried potato)

Apa itu Kanji?

Di bahasa Jepang, hampir semua nomina dan akar dari verba dan adjektiva ditulis dengan huruf China yang dinamakan kanji. Adverbia juga cukup sering ditulis dalam kanji. Ini berarti kamu perlu mempelajari huruf-huruf China untuk bisa melek huruf. Tapi tidak semua kata ditulis menggunakan kanji. Sebagai contoh, verba 'melakukan' sebetunya punya kanji, namun selalu ditulis menggunakan hiragana. Untuk menentukan apakah suatu kata harus ditulis menggunakan hiragana atau kanji, diperlukan pertimbangan kata per kata dan pengetahuan tentang bagaimana suatu kata biasanya ditulis. Tapi, sebagian besar kata bahasa Jepang yang memiliki kanji hampir selalu ditulis menggunakan kanji. (buku anak-anak dan beberapa bacaan lain di mana pembacanya tidak diharapkan tahu banyak kanji adalah perkecualian)
Tutorial ini akan menggunakan kanji sejak awal untuk membantu kamu latihan membaca bahasa Jepang "asli" secepat mungkin. Oleh karenanya, kita akan membahas beberapa sifat kanji dan mengenal beberapa strategi untuk mempelajarinya dengan cepat dan efisien. Menguasai kanji bukanlah hal yang mudah, tapi dengan usaha yang giat siapapun bisa mencapainya. Bagian tersusah dari perjalanan ini adalah menguasai kemampuan belajar kanji dan masalah waktu. Secara kasarnya, agar hafalan kanji kita tidak berhenti hanya sampai ingatan jangka pendek, kamu perlu belajar banyak dan yang paling penting untuk jangka waktu yang panjang. Yang saya maksud bukanlah belajar lima jam tiap hari namun mengulas cara menulis kanji sekali tiap beberapa bulan sampai kamu yakin bahwa kamu kanji tersebut benar-benar telah tertanam dalam ingatan. Tidak ada alasan baik untuk menunda pekerjaan besar mempelajari kanji sampai "tingkat lanjut". Dengan mempelajari kanji bersamaan dengan kosakata baru sejak awal, tugas besar menguasai kanji bisa dibagi menjadi tahap-tahap kecil yang lebih mudah dikelola, dan waktu tambahan tersebut membantu melekatkan kanji yang telah dipelajari ke ingatan permanen.
Sebagai tambahan, mengetahui kanji akan sangat membantu kamu mempelajari kata-kata baru, yang seringkali merupakan gabungan dari kanji-kanji yang telah kamu pelajari. Contohnya, kalau kamu telah mengetahui kanji "bergerak" 動 (どう), kanji "menanam" 植 (しょく), dan kanji "benda" 物 (ぶつ), maka pengetahuan tersebut akan membantu kamu mempelajari bahasa Jepang "binatang" yaitu 動物 (どうぶつ) dan "tumbuhan" yaitu 植物 (しょくぶつ). Ya, di bahasa Jepang binatang adalah "benda yang bergerak" dan tanaman adalah "benda yang ditanam"! Kalau kamu mempelajari kanji belakangan, keuntungan ini tidak akan diperoleh.

Mempelajari Kanji

Semua materi yang kamu butuhkan untuk mulai belajar kanji tersedia di internet dengan gratis di Jim Breen's WWWJDIC. Selain kamusnya yang besar, situs tersebut punya diagram urutan guratan untuk 1.945 kanji jouyou (hampir seluruh kanji yang akan kamu jumpai). Terutama bagi yang baru mulai belajar, kamu perlu menulis setiap kanji berulang-ulang untuk menghafalkan urutan guratannya. Kemampuan penting lainnya adalah mempelajari cara menyeimbangkan tiap huruf sehingga bagian-bagiannya tidaklah terlalu besar maupun kecil. Jadi pastikan untuk meniru hurufnya semirip mungkin dengan contoh yang ada. Pada akhirnya, kamu akan otomatis menguasai cara menulis bagian-bagian yang sering muncul sehingga kalau kamu menemui kanji baru kamu akan langsung tahu cara menulisnya dengan benar. Semua kanji di tutorial ini bisa dengan mudah dicari di WWWJDIC dengan copy-paste.

Membaca Kanji

Hampir semua kanji memiliki dua jenis pengucapan yaitu on-yomi (音読み) dan kun-yomi (訓読み). On-yomi adalah bacaan aslinya dari China dan kun-yomi adalah bacaan Jepangnya. Kanji yang berdiri sendiri biasanya dibaca dengan kun-yomi sedangkan kanji yang merupakan bagian dari kata gabungan atau jukugo (熟語) biasanya dibaca dengan on-yomi. Sebagai contoh, 「力」(ちから, tenaga) dibaca dengan kun-yomi sedangkan huruf yang sama di kata gabungan seperti 「能力」(のうりょく, kemampuan) dibaca dengan on-yomi (dalam kasus ini 「りょく」).
Huruf-huruf tertentu (terutama yang paling umum) bisa memiliki lebih dari satu on-yomi maupun kun-yomi. Contohnya, pada kata 「怪力」(かいりき, kekuatan super), 「力」 dibaca 「りき」 dan bukan 「りょく」 seperti pada contoh sebelumnya. Beberapa kata gabungan juga punya bacaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan bacaan huruf-huruf pembentuknya. Contohnya adalah 「今朝」 yang berarti "pagi ini" dan dibaca 「けさ」. Bacaan khusus ini harus dihafalkan secara terpisah. Untungnya, bacaan khusus tersebut jarang-jarang.
Kun-yomi juga digunakan untuk adjektiva dan verba. Kata-kata tersebut sering diakhiri oleh sejumlah hiragana yang disebut okurigana (送り仮名). Bacaan yang termuat di dalam huruf Chinanya akan tetap sama walaupun katanya dikonjugasi ke berbagai macam bentuk. Sebagai contoh, bentuk lampau verba "makan" 「食べる」(たべる) adalah 「食べた」(たべた). Walaupun verbanya berubah bentuk, 「食」 tetap dibaca sama yaitu 「た」.
Konsep lain yang pada awalnya susah ditangkap adalah bacaan suatu kanji bisa sedikit berubah di dalam kata gabungan agar katanya lebih mudah diucapkan. Perubahan yang umum terjadi contohnya suara "h" berubah menjadi "b" atau "p" dan 「つ」 yang menjadi 「っ」. Contohnya adalah 「一杯」(いっぱい, segelas)、「徹底」(てってい, seksama)、dan 「学校」(がっこう, sekolah).
Aspek menyenangkan kanji yang lainnya adalah kata-kata yang arti dasarnya sama dan dibaca sama namun memiliki kanji yang berbeda untuk menyampaikan perbedaan nuansa yang tipis. Contohnya 「聞く」(きく) berarti "mendengar" dan begitu juga 「聴く」(きく). Bedanya adalah 「聴く」 berarti kita lebih memperhatikan yang didengarkan. Misalnya, pada kasus mendengar musik yang digunakan hampir selalu 「聴く」 dan bukan 「聞く」. 「聞く」 juga bisa berarti "bertanya", namun 「訊く」(きく) selalu berarti "bertanya". Contoh lainnya adalah 「見る」(みる) yang berarti "melihat", namun untuk melihat pertunjukan misalnya film bioskop sering digunakan kanji lain yaitu 「観る」(みる). Contoh menarik lain adalah 「書く」(かく) yang berarti "menulis" dan 「描く」(かく) yang berarti "menggambar". Ada juga kasus di mana arti dan kanjinya tetap tapi bacaanya bermacam-macam, misalnya "hari ini" 「今日」 yang bisa dibaca 「きょう」、「こんじつ」、maupun 「こんにち」. Dalam kasus ini, sebetulnya tidak masalah bacaan mana yang dipakai, walaupun bacaan tertentu lebih dipilih pada situasi tertentu.
Terakhir, ada satu huruf 々 yang mungkin lebih merupakan tanda baca. Tanda tersebut berarti bahwa huruf sebelumnya diulang. Contohnya, 「時時」、「様様」、「色色」、dan 「一一」 bisa dan biasanya ditulis sebagai 「時々」、「様々」、「色々」、「一々」.
Selain "fitur-fitur" kanji yang telah disebutkan, masih ada beberapa keanehan dan kejutan menyenangkan yang akan kamu temui saat kamu memperdalam studi bahasa Jepangmu. Silahkan putuskan sendiri apakah pernyataan tersebut merupakan sarkasme. Namun, janganlah takut dan menganggap bahwa bahasa Jepang susahnya minta ampun. Kebanyakan kata di bahasa ini hanya memiliki satu penulisan kanji dan kebanyakan kanji hanya memiliki dua bacaan.

Kenapa Kanji?

Beberapa orang merasa bahwa sistem yang menggunakan simbol-simbol tak beraturan dan bukan alfabet yang sistematis bersifat kuno dan rumit secara berlebihan. Dan memang, mungking mengadopsi huruf China untuk bahasa Jepang bukanlah ide yang baik karena kedua bahasa tersebut strukturnya berbeda secara mendasar. Tapi tujuan tutorial ini bukanlah untuk mendebat keputusan yang telah dibuat beribu-ribu tahun yang lalu tetapi untuk menjelaskan kenapa kamu harus belajar kanji untuk menguasai bahasa Jepang. Dan saya berharap untuk menjelaskan lebih dari sekedar "memang harus begitu jadi lakukan saja!".
Beberapa orang merasa bahwa seharusnya bahasa Jepang berganti dari huruf China ke romaji sehingga orang-orang asing tidak perlu dipusingkan dengan huruf-huruf kompleks. Pada kenyataannya, bahasa Korea relatif baru-baru ini sukses besar berpindah ke sistem penulisannya sendiri untuk menyederhanakan bahasa tertulisnya yang dulu juga menggunakan huruf China. Lalu mengapa hal ini tidak bisa terjadi untuk bahasa Jepang? Saya rasa pemerintah sebetulnya telah mencoba mengganti kanji dengan romaji sesaat setelah perang dunia kedua namun tidak menjumpai keberhasilan. Pasti seseorang yang telah mengetik cukup banyak bahasa Jepang di komputer bisa tahu kenapa hal tersebut tidak berhasil. Saat kamu berusaha mengkonversi hiragana menjadi kanji, kamu hampir selalu disogohi paling tidak dua pilihan (homofon) dan kadang bisa sampai sepuluh (coba ketik kikan). 46 atau berapalah jumlah suara di bahasa Jepang sangatlah sedikit, sehingga susah untuk menghindari homofon. Bandingkan dengan bahasa Korea yang memiliki 14 konsonan dan 10 vokal. Masing-masing konsonan ini bisa dipasangkan dengan vokal manapun sehingga ada 140 suara. Sebagai tambahan, konsonan ketiga bahkan keempat bisa ditambahkan untuk menghasilkan suatu huruf. Ini memberikan jumlah suara teoritis yang lebih dari 1960. (jumlah suara yang benar-benar dipakai jauh lebih sedikit, tapi saya tidak tahu berapa pastinya)
Karena orang ingin membaca jauh lebih cepat dibanding saat berbicara, diperlukan sejenis petunjuk visual untuk memungkinkan pengenalan kata secara instan. Kamu bisa menggunakan bentuk kata di bahasa Indonesia untuk ngebut melintasi tulisan karena sebagian besar kata memiliki bentuk berbeda. Coba latihan kecil ini: hlao, waalupun seuma ktaa di kmaliat ini ejaanyna sahla, apkaah kmau mahsi bias membcaaku? Di bahasa Korea petunjuk visual ini juga ada karena bahasa tersebut memiliki jumlah huruf yang cukup banyak untuk membedakan bentuk-bentuk kata. Namun, karena petunjuk visualnya tidak sejelas kanji, spasi perlu digunakan untuk menghilangkan ambiguitas. (kapan di di mana menggunakan spasi ternyata menjadi masalah tersendiri)
Dengan kanji, bahasa Jepang tidak perlu dipusingkan oleh spasi dan banyak masalah yang berkaitan dengan homofon terselesaikan. Tanpa kanji, bahkan dengan bantuan spasi, ambiguitas dan kurangnya petunjuk visual akan menjadikan tulisan Jepang sangat susah dibaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar